Review Koran Indonesia (Newspapers Review).

Review Koran Indonesia (Newspapers Review)


Nama:
Stanley Sutrisno, SE, Akt
Alamat: Perum Ambarawa Asri 720, Bawen,
Kab. Semarang, Jawa Tengah, Indonesia.

Phone:
Rumah: 0298-523632
HP: 0888-240-3124; 0882-1501-4588
Personal Blog : http://stanleysutrisno.blogspot.com

Pekerjaan:
Saat ini sbg Manajer Factory Internal Audit di sebuah perusahaan tekstil terbesar di Jawa Tengah dan di Indonesia.

Pengalaman:
1988-1990: Staf Akuntansi PT. Adisatex, Solo.
1991 - 1992: Staf Pengajar (Dosen) AKA Wikajasa, Semarang untuk mata kuliah Managerial Accounting, Cost Accounting, Intermediate Accounting.

1992 hingga sekarang:
Bekerja di Sebuah Perusahaan Tekstil Terbesar di Indonesia, yg terletak di Jawa Tengah.
Sebagai Cost Accounting Supervisor, Auditor ISO 9001, ISO 14001, Auditor Operasional/Managerial termasuk audit Energy.

Hobby:
Jurnalistik, Membaca, Blogging, Karaoke, Badminton.

Motto:
Berat-ringan masalah bukan ada pada masalah itu sendiri, melainkan ada pada orang yang menghadapinya.

Kebahagiaan bukan ada pada masa lalu atau pun masa depan, melainkan ada pada saat ini ketika kita menciptakannya.

o0o


Review Koran Indonesia (Newspapers Review).


Saya, Stanley Sutrisno, mengucapkan terima kasih telah berkunjung ke Blog ini.


Sahabat Indonesia semuanya, tolong camkan saran saya: "Jangan pedulikan Media massa kita. Baik itu TV, koran, radio, bahkan SMS. Kenapa? Karena MEDIA MASSA KITA HANYA AKAN MEMBUAT HIDUP ANDA GAGAL.


Berapa banyak berita atau informasi yg kita baca, kita dengar dan kita lihat setiap harinya? Baik dari TV, koran, internet, sampai ke radio dan bahkan SMS. Dan coba hitung, berapa prosen informasi yg cenderung bersifat negatif? Kurang atau lebih dari 50%?


Setiap hari, ruang keluarga kita, ruang tamu, dapur, bahkan mungkin kamar mandi dan kamar tidur kita, selalu diliputi berita-berita negatif. Pikiran kita dan anak-anak sampai pembantu kita selalu dijejali dengan informasi-informasi negatif. Kekerasan, perceraian, perselingkuhan, korupsi, gosip, penggusuran, manipulasi, isu, peperangan, pembunuhan, dsb, dsb.


Setiap hari yg diungkap adalah kegagalan bangsa ini, pemimpin yg saling ejek, pesimisme, kemelaratan, kesusahan hidup, dsb, dsb.


Apa yg akan terjadi jika hal negatif dari hasil Negative Journalism itu terus-menerus menjejali otak kita? Apakah akan menimbulkan motivasi bagi Anda atau bangsa ini untuk bangkit? Untuk sukses? Untuk bersatu padu mencapai masa depan yg lebih gemilang, sehingga bangsa ini menjadi bermartabat dan dihargai oleh bangsa-bangsa lainnya?


Apa manfaat besar yg bisa kita ambil dari kebebasan pers setelah era reformasi yg cenderung menjadikan pers kita cenderung liberal seperti ini?


Kita memang harus akui, bahwa kontrol terhadap pemerintahan menjadi lebih kuat dengan adanya kebebasan pers. Tetapi, di luar itu, pers justru menyebarluaskan budaya kekerasan, dsb sebagaimana disebutkan di atas. Dan Yang lebih parah lagi adalah menimbulkan disharmony dan pesimisme. Ini sangat bertentangan dengan "Era Pelajaran Motivasi" yg mulai dibangung oleh beberapa kalangan.


Untuk bangkit dan sukses yg kita butuhkan adalah semangat, motivasi, optimisme, dan hal-hal positif lainnya. Tetapi, fakta yg kita lihat, dengar dan baca, media massa terus-menerus mencuci otak kita dengan hal-hal yg justru bertentangan dengan semangat motivasi.


Bukan berarti kita tidak butuh pers sebagai alat kontrol, masalahnya adalah bagaimana cara penyajiannya, dan berapa porsinya. Menu makanan yg semuanya manis juga akan menjadi tidak nikmat. Tetapi, kalau sebagian besar justru pahit, getir, dan penyajiannya juga sangat kasar justru tidak menyehatkan.


Itulah sebabnya, sebaiknya media massa kita ini perlu kita kontrol. Agar fungsinya menjadi efektif, memberi pencerahan, semangat, motivasi, pemersatu bangsa.


Untuk itulah Blog Review Koran Indonesia (Newspapers Review) ini ada.


Apabila Anda ingin pula menyumbangkan partisipasinya atau ikut Sharing terkait dengan tema blog ini, baik yg pro maupun kontra, kami akan sangat berterimakasih dan memberi apresiasi pada Anda.


Terima kasih. Selamat membcara artikel-artikel di Review Koran Indonesia (Newspapers Review).


Selain Review Koran Indonesia (Newspapers Review), saya juga memiliki beberapa Blog lainnya yg mudah-mudahan juga memberi manfaat untuk Anda dan untuk bangsa ini. Sebagian saya beri prolog seperti di bawah ini:


Saya persilakan Anda membaca dan juga sharing tentang berbagai hal, mulai dari yg serius, yg memotivasi, sampai yg bikin tersenyum di berbagai Blog saya berikut:

QUALITY FORUM. Di sini saya ingin sharing tentang system manajemen mutu, khususnya ISO 9001. Juga TQM, Balance Scorecard, sampai System Manajemen Lingkungan ISO 14001.


Pengalaman saya sebagai Lead Auditor ISO 9001, ISO 14001, dan Managerial / Operational & Energy Auditor mudah2-an bermanfaat untuk Anda. Silahkan klik QUALITY FORUM.

PLANET ENERGY. Konservasi Energy sudah menjadi keharusan ketika cadangan energy fosil makin menipis dan kelestarian lingkungan menjadi issue serius.
Klik "Planet Energy" tempat kita bisa saling berbagi untuk kedua issue ini.

The Ambarawa Railway Museum adalah Blog yg khusus saya dedikasikan untuk Indonesia, khususnya untuk museum kereta api Ambarawa. Saya berharap dengan cara ini wisatawan, baik domestik maupun asing makin banyak yg berkunjung ke sana sehingga bisa menarik banyak devisa dan menggerakkan perekonomian masyarakat sekitar.

Kalau melihat kunjungan ke Blog ini, The Ambarawa Railway Museum, yg terus ramai sejak saya launching di th 2008, saya optimis dan semakin termotivasi untuk terus berdedikasi.
Ayo naik kereta api di museum kereta api Ambarawa.

SEMARANG ONLINE. Soal cagar budaya atau heritage, Indonesia, khususnya Jawa Tengah, memang sangat banyak dan tidak ternilai harganya. Upaya2 utk melestarikan dan memanfaatkannya untuk pendidikan dan peningkatan ekonomi masyarakat perlu dioptimalkan.

Semarang Online adalah salah satu cara saya meningkatkan perhatian / kepedulian semua pihak, juga utk mempromosikan cagar budaya di Jawa Tengah, terlebih lagi untuk menarik turis asing.

HIDUP ABADI. Saya merasa, bahwa saya adalah orang yg paling berbahagia di dunia ini semenjak saya "memiliki kesadaran" tentang bagaimana membuat hidup ini menjadi bahagia. Tantangan sebenarnya tidak semakin ringan, tetapi ketika kita memiliki kesadaran itu, semuanya menjadikan hidup ini lebih berbobot, lebih bermakna.

Dari mana kesadaran itu datang, dan True Story apa yg barangkali bisa Anda ambil hikmahnya? Silakan kunjungi HIDUP ABADI.

Mustrays Management
. Pengin tahu tips membuat Web Copy atau artikel di Blog yang meng-hipnotis? Pengin tahu pula Tips agar Google Adsense Anda tidak menampilkan iklan layanan masyarakat, melainkan langsung menampilkan iklan bisnis?

Juga tentang rahasia
SEO saya sehingga beberapa Blog saya bisa tampil dihalaman pertama Google Search Engine? Kunjungi saja Mustrays Management dan Anda akan segera mendapatkan tipsnya.

Apa jadinya kalau kecil2 sudah pintar kolusi? Nanti kalau sudah gedhe jadi koruptor? Salah. Yang benar adalah "bisa jadi cerita humor". Makanya kunjungi "
Humor Lucu".

Sekali lagi. Terima kasih atas kunjungannya. Semoga bisa memperoleh manfaat.

Salam.
...

Newspapers Review. Review Koran Indonesia. Fenomena Ponari kelihatannya menegaskan kebenaran konsep Jurnalisme "George Bush Digigit Anjing", yg menjadi dasar dalam konsep jurnalistik tentang makna "berita", yg pernah saya dapatkan. Dan konsep itu kelihatannya telah merasuki hampir seluruh media massa / pemberitaan di Indonesia. Baik media online, media cetak, maupun radio dan televisi.

Bahkan SMS (Short Message System) yg belakangan juga menjadi "media penyiaran" tersendiri, yg mungkin bisa dikategorikan sebagai Jurnalisme Warga atau Citizen Journalism, juga telah ikut meramaikan bahkan memperkeruh Jurnalisme "George Bush Digigit Anjing" ini. Sebut contoh misalnya penyebaran adegan kekerasan antar Gang perempuan. Adegan tak senonoh antar pelajar, mahasiswa, sampai perbuatan bejat pejabat dengan selingkuhannya, dsb.

Apa itu Jurnalisme "George Bush Digigit Anjing?

Di dalam kamus jurnalistik barangkali istilah jurnalisme "George Bush Digigit Anjing" ini tidak dikenal, karena, ini hanyalah contoh yg diberikan oleh pembimbing pelatihan jurnalistik yg saya ikuti di kantor tempat saya bekerja. Saat itu adalah awal George W. Bush memimpin Amerika. Tetapi, meskipun pelatihan jurnalistik itu hanya sebuah forum kecil, yg barangkali tidak bisa dijadikan sebagai acuan bahwa makna "berita" dalam konsep jurnalisme itu memang seperti itu, khususnya di Indonesia, namun demikian, pada kenyataannya memang seperti itulah jurnalisme yg ada. Setidaknya itu yg ada dalam penglihatan saya.

Ceritanya begini.


Sang Pembimbing, Bp. Ruswanto -personil bagian Corporate affair yg menangani media komunikasi internal di perusahaan saya- saat itu memberikan gambaran mengenai apa itu berita dan informasi apa yg bisa dikategorikan sebagai "berita".

Beliau bertanya begini: "Menurut Anda, seandainya kamu, yg nota-bene hanya karyawan biasa, digigit anjing apakah kejadian itu layak dimuat di media massa untuk dijadikan berita?".

Para peserta pelatihan jurnalistik pun saling berpandangan, seperti berpikir, kemudian dengan sedikit ragu menjawab: "Sepertinya tidak layak, Pak. Masak saya digigit anjing saja beritanya dimuat di koran, misalnya. Atau masuk TV. Mungkin tidak ada yg mau memperhatikan, lah, Pak!"

"Kalau, misalnya Presiden Georg W. Bush digigit anjing. Kira-kira infomasi itu layak dimuat di koran atau disiarkan di televi, tidak?" Pak Ruswanto yg memang mahir jurnalistik itu bertanya lagi.

"Ya, pasti, dong, Pak! Kan, Dia orang terkenal dan pejabat nomor satu di Amerika. Jadi kalau informasi itu di muat di media, pasti banyak orang yg akan membaca." Kami serentak menjawab.

"Jadi, kalian tahu, kan? Mana informasi yg layak disebut sebagai berita, dan mana yg tidak?" Jawab beliau yg sekarang sudah menjadi "Orang Alim" atau "Alim Ulama" ini tanpa menjelaskan lebih lanjut apa itu pengertian "berita". Begitulah ceritanya.

Mungkin Anda bertanya: "Ponari Si Dukun Cilik dari Jombang, Jawa Timur, itu kan, tidak "sekelas" dibanding George W. Bush atau pun Hillary Clinton ? Kenapa saat ini Ponari bisa menjadi "berita", bahkan mengalahkan kunjungan Menteri Luar Negeri dari negerinya Barack Obama yg juga sangat fenomenal itu?"

Begini. Dalam konsep jurnalisme "George W. Bush digigit anjing", bukan hanya obyek berita saja yg menjadi pertimbangan, tetapi masyarakat konsumen berita juga menjadi pertimbangan. Ingat! Masyarakat Indonesia masih begitu percaya dengan hal-hal yg berbau magis, mistik, supranatural. Jadi ketika ada peristiwa batu yg dipercaya bisa menyembuhkan dan begitu banyak orang yg datang meminta kesembuhan, bahkan ada yg sampai meninggal, maka peristiwa Si Ponari dengan batu ajaibnya itu, meskipun dia hanyalah anak dusun, dan baru kelas tiga SD yg tidak memiliki prestasi luar biasa di bidang mata pelajarannya, media massa di Indonesia akan melihat peristiwa itu pantas untuk dijadikan berita melebihi kunjungan Hillary Clinton.
Jadi ini hanya semata-mata pertimbangan pasar. Lebih laku jual. Coba, kalau saya boleh bertanya, dan tolong dijawab secara jujur: "Seandainya ada sebuah stasiun TV yg sedang menyiarkan, apalagi secara langsung, berita tentang ribuan orang yang rela berjam-jam antre menunggu giliran untuk disembuhkan oleh Ponari. Bahkan ada yg mati. Dan juga disebutkan bahwa "penghasilan" Ponari hanya dalam beberapa hari sudah mencapai Rp. 1.000.000.000,- (pastikan nol-nya sembilan). Dan di satu stasiun TV lainnya menyiarkan kunjungan Hillary Clinton ke Indonesia. Mana TV yg akan Anda pilih untuk ditonton? Hillary? Tolong jawab dengan jujur!"

Mungkin Anda akan berkomentar: "Kalau begitu, ini hanya masalah uang, dong..!! Mana fungsi edukasi media massa?"

Jawab saya: "Anda sendiri yg mengatakannya". Tetapi, biar tidak terlalu kentara "laku jual-nya", media massa juga pintar, lho! Mereka juga punya cara agar tetap dibilang edukatif dan juga korektif. Caranya bagaimana? Tunggu kelanjutannya!

BERSAMBUNG...
top